Comic Relief : Inovasi Baru Penggalangan Dana
Dewasa ini, pembentukan organisasi-organisasi filantropi kemanusiaan semakin berkembang. Munculnya badan-badan penggalangan dana seperti penggalanagan dana untuk kasus Garut, Aceh, bahkan Aleppo, semakin dirasakan keberadannya ditengah masyarakat. Rasa kemanusiaan warga dunia semakin meningkat dari waktu ke waktu dan menjadi fundamen munculnya badan-badan itu.
Namun, terdapat tantangan yang menarik yang kerap menghambat badan-badan itu terkait penggalangan dana. Dana yang terkumpul ada kalanya untuk naik pada mulanya, namun berakhir pada level subsisten. "Konsumen" (dalam hal ini berarti pendonor) dari lembaga itu seakan-akan "itu-itu melulu". Jarang sekali badan-badan itu dapat menggaet "nonkonsumen" (dalam hal ini berarti warga-warga yang masih enggan mendonorkan uangnya) yang sebenarnya sangat potensial jika dapat digali lebih mendalam. Kalangan masyarakat ekonomi kelas atas kadangkala luput dari incaran badan-badan itu.
Selain itu, masalah lain yang muncul adalah melambungnya biaya-biaya variable yang muncul seperti publikasi melalui poster, website, dan media-media lain. Hal ini menimbulkan masalah terkait presentase dari uang yang donatur berikan yang kemudian akan dialokasikan di lapangan. Membengkaknya biaya-biaya variable itu, tak ayal akan menimbulkan menurunnya tingkat kepercayaan donatur yang akan memberikan donasinya.
Melihat hal ini, Comic Relief, badan amal penggalang dana asal Inggris yang didirikan tahun 1985, memecahkan masalah yang kerap sekali dialami oleh lembaga-lembaga itu. Badan amal yang paling khas di Inggris ini dengan cepat mampu menekan biaya operasi dan menggaet "konsumen" dari berbagai kalangan. Bagaimana tidak, dalam waktu singkat, Comic Relief mampu mengumpulkan 950 juta pondsterling dan mencapai 96% lengenalan produk nasional. Pada tahun 2015 pun, bada amal ini telah menembus angka 1 Miluyar Poundsterling yang didapat untuk kemudian disalurkan kepada warga-warga dunia yang membutuhkan seperti Krisis Yaman, pemberian bantuan sekolah dan kesehatan di Zambia, pengembangan pemuda di Nepal, dan sebagainya.
Lalu, apa rahasia dari badan amal ini yang membedakannya dari badan-badan amal biasa? Intinya simple, mereka mampu menyelaraskan proporsi Nilai, laba, dan Khalayak.
Dalam kaitannya dengan Proporsi Nilai, mereka menciptakan nilai yang berbeda bagi konsumen badan-badan amal biasa. Kampanye dengan poster-poster iba yang biasanya digunakan badan-badan amal lain, ditinggalkan sepenuhnya oleh Comic Relief. Alih-alih menggunakan gambar-ganbar iba itu, Comic menggunakan pendekatan baru, Red Nose Day, sebuah perpaduan dari hari nasional kegilaan dan "fun draising". Dengan ini, Comic menghadirkan suasana gembira bagi khalayak dengan program-program jenaka dan bertabur bintang melalui program televisinya yg berkolaborasi dengan BBC, Red Noise Night. Dengan acara ini, masyarakat yang ingin berkontribusi hanya tinggal membeli hidung-hidungan plastik berwarna merah yang berharga 1 Pound yang telah di jual dimana-mana dan tidak memiliki kegunaan lain selain membuat orang tertawa bahagia. Hasilnya mengejutkan, lebih dari 66 Miliyar telah terjual selama ini yang menyebar di semua kalangan masyarakat, baik dikalangan ekonomi tinggi maupun rendah.
Selain itu, hal yang menarik lainnya adalah Comic mampu membuat konsumen tidak "bosan" dengan kegiatan-kegiatannya. Tidak seperti badan amal tradisional yang melalukan penggalangan dana secara reguler sepanjang tahun yang kemudian menciptakan "kebosanan" bagi para donaturnya, Comic membuat para donaturnya semakin penasaran menunggu kegembiraan acara Red Nose Day ini karena acara ini hanya berlangsung 2 tahun sekali.
Yg kedua, berkaitan dengan proporsi laba, Comic mampu memangkas biaya operasional secara substansial. Warga-warga dengan senang hati mempublikasikan kegembiraan Red Nose Day melaui media-media sosial mereka. Comic benar-benar memangkas biaya iklan yang kadang menghatui badan-badan amal lain. Badan-badan amal terkadang perlu menulis proposal kepada pemerintah / organisasi, memohon melalui surat dan pemasaran jarak jauh, dan mengelola toko-toko amal, membuat acara penggalangan dana untuk orang-orang kaya, dsb. Hampir dari seluruh kefiatan ini menimbulkan biaya tambahan yang signifikan dalam hal staff, manajemen, admisrrasi, serta kemungkinan penyewaan / pembelian fasilitas. Namun tidak dengan Comic. Hasilnya luar biasa, Comic mampu memangkas 75% biaya operasional yang kerap kali menghantui penggalangan dana tradisional. Hal ini kemudian memicu "laba" (dalam hal ini berarti donasi yang berhasil dikumpulkan) yang kemudian disalurkan secara langsung kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
Terakhir, masalah proporsi khalayak. Comic memeberikan lingkungan yang menarik bagi para donaturnya. Melalui webnya, Comic menyediakan langkah-langkah imajinatif untuk menguluarkan kelakar jenaka dan membuat orang-orang didekat anda turut berpartisipasi dalam kegiatan mereka.
Selain itu, Comic menghemat sumber daya yang dimiliki oleh donatur, yaitu Waktu. Alih-alih membuat donatur disibukan dengan suatu hal yang membosankan, Comic membuat donatur lebih bahagia dan terinapirasi melaluo acara 2 tahun sekali miliknya itu.
Akhir kata, saya tidak menyalahi atas cara-cara yang selama ini dilakukan oleh badan-badan amal yang diadakan oleh pihak manapun. Namun, dengan tulisan diatas, saya hanya mengharapkan agar badan-badan amal yang sudah ada mampu menciptakan ide-ide inovatif yang akan meningkatkan "laba" mereka, salah satunya seperti langkah Comic itu.
Potret Wajah-Wajah Gembira Aksi Comic Relief
(Sumber : http://i2.dailyrecord.co.uk/incoming/article5041948.ece/ALTERNATES/s615/Comic-Relief.jpg) |
(Sumber : https://www.thesun.co.uk/wp-content/uploads/2017/02/nintchdbpict000298126643.jpg?strip=all&w=960) |
(Sumber : http://cached.imagescaler.hbpl.co.uk/resize/scaleWidth/580/offlinehbpl.hbpl.co.uk/news/NST/6FA7BD10-D514-0DC0-0B4A79232CB908E7.jpg ) |
(Sumber : http://stjosephscatholicprimaryschool.com/wp-content/uploads/2015/03/IMG_0969-0.jpg ) |
Sumber :
W. Chan Kim & ReneÄ™ M. 2016. "Blue Ocean Strategy". Jakarta : Noura Book
Www.comicrelief.com
Hanah Tregear. 2015. "Case study : How Comic Relief Used Social Intellegence for positive Change" diakses dari https://www.brandwatch.com/blog/case-study-how-comic-relief-used-social-intelligence-for-positive-change/
Comments
Post a Comment