Lelap
Lelap
"Aku Uzair," kata sang lelaki itu " Allah telah menidurkanku selama 100 tahun lalu kemudian menghidupkanku kembali"
Inilah sebauah kisah yang menakjubkan tentang lelap. Tentang seorang keturunan Al-Lawiyin dan merupakan satu-satunya orang di muka bumi yang mampu menghafal Taurat. Namanya adalah Izra', atau kaum madinah lebih suka menyebutnya dengan Uzair. Adapun statusnya sebagai nabi, masih menjadi perdebatan. Ibnu Katsir mengatakan bahwa dia merupakan salah satu nabi yang hidup diantara nabi Dawud hingga nabi Zakariya-Yahya, namun Ibnu Abbas masih meragukan status kenabian beliau.
Tersebutlah sebuah masa, ketika beliau sedang berjalan-jalan ke sebuah negeri yang telah hancur, tulang belulang berserakan, kucuran darah menggenang di berbagai sudut, dan potongan-potongan tragis mayat terhampar, dan kondisi tragis lain bekas-bekas dingin peperangan. Dalam langkah-langkahnya, beliau pun merenung,
"Bagaimana Allah menghidupkan kembali semua ini?"
Dan dengan sekejap, Uzair pun mati.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan bulan berganti tahun dan nama Uzair telah lekang dimakan waktu. Seratus tahun pun berjalan di negeri itu, dan akhirnya Allah mengutus malaikat untuk menghidupkan Uzair. Mata Uzair pun terbuka, dan dia "bangun" dari kematiannya itu. Sang Malaikat pun bertanya kepadanya
"Berapa lamakah engkau tertidur?"
Uzair dengan polosnya pun menjawab, "Satu hari atau kurang dari itu". Uzair mengatakan demikian karena dia merasa tertidur di siang hari dan dia kini bangun pada siang hari lebih sedikit.
"Bukan, engkau tidur selama 100 tahun. Maka liatlah di sekelilingmu, makanan yang engkau bawa masih utuh sedangkan keledaimu telah menjadi tulang belulang"
Dan secara mengejutkan, malaikat itu pun membangkitkan juga keledai Uzair yang telah menjadi tulang belulang.
Sungguh, alangkah kaget Uzair kala itu. Sungguh terbukti bagaimana mudahnya Allah membangkitkan yang telah hancur walau hanya tersisa belulang semata.
Dalam salah satu versi cerita, Uzairpun bergegas kembali ke kampung halaman beliau. Walau ternyata ada banyak perubahan yang terjadi, rumah tinggal Uzair tetaplah sama. Ketika Uzair mengetuk pintu rumah itu, keluarlah seorang perempuan tua yang dahulu merupakan pembantu Uzair.
Uzair pun bertanya, "Apakah ini rumah Uzair?"
"Ya, ini rumah Uzair," jawab perempuan tua itu, "Namun Uzair telah lama meninggalkan negeri ini dan banyak orang yang telah melupakannya".
"Aku Uzair, Allah telah menidurkanku selama 100 tahun lalu kemudian menghidupkanku kembali"
Perempuan itu pun ragu. Bagaimana mungkin ada seorang asing yang mengaku sebagai Uzair, sedangkan Uzair telah 100 tahun tidak diketahui kabarnya.
"Jika memang engkau Uzair," selidik perempuan itu, "Doamu pasti dikabulkan oleh Allah. Maka, sembuhkanlah penyakit butaku".
Uzair pun mengadahkan tangan lalu kamudian berdoa agar Allah menyembuhkan kebutaan perempuan tersebut.
Sungguh kisah lelap yang menarik. Bagaimana Allah menidurkan hambanya untuk memperlihatkan agungnya kuasa-Nya. Dan mungkin akan tersibak lagi banyak bukti kuasa-Nya ketika mengkaji tidurnya Ashabul Kahfi selama 309 tahun atau lelapnya pejuang muslim dalam malam perang badar.
Lelap dan letih karena Allah, pasti banyak hikmah yang bisa diambil. Adapun lelap karena kesia-siaan seperti foto diatas adalah salah satu yang perlu digaris bawahi bersama. Dan ada syair yang menegur perilaku lelap dalam kesia-siaan ini,
"Tiada kulihat yang semisal surga, bagaimana bisa tidur pemburunya;
Dan tiada kulihat yang semisal neraka, bagaimana bisa tidur buruannya"
Comments
Post a Comment