Sebuah Renungan Singkat...

Sebuah Renungan Singkat...

"Tolong lemparkan arang-arang itu kedalam", pinta Ibnu Taimiyah, "sungguh, aku ingin menulis" 

. 

Sebuah pinta yang mengejutkan dari seorang alim ulama yang dalam kukungan penjara. Di tengah temaram cahaya bulan yang memasuki sela-sela jejuri yang mengekang, di tengah lembabnya dinding-dinding penjara yang lumutnya menghitam, beliau masih berusaha menulis sebuah karya. 

"Beberapa hari ini, sultan telah melarang penjaga memberiku pena, kertas, dan tinta. Tolong lemparkan arang-arang itu kedalam...  Sungguh, aku ingin menulis"

Maka dari sinilah, penjara kota Damaskus di tahun 728H menjadi saksi atas sebuah karya berjudul "Risalatul Hamawiyyah" yang terukir dengan bongkahan-bongkahan arang yang didapatnya. Sungguh, sebuah gambaran menakjubkan dalam semangat berdakwah yang tinggi. 

Dan kisah menyedihkan masih berlanjut ketika beliau wafat. Muridnya, Ibnul Qayyim Al Jauziyah, diarak keliling kota dan terikat di gerobak sampah. Anak-anak kecil berlarian bersama orang-orang dewasa, mengolok-olok, meludahi, hingga melemparinya dengan buah busuk. Sungguh kisah yang perih untuk dapat diingat kembali. 

Mungkin seperti itulah siraatal mustaqim. Jalan lurus yang tidaklah mulus. Jalan nabi Adam dalam kemelut dilemparnya ke bumi, jalan nabi Nuh dalam ajakannya yang tak kunjung disaut, jalan nabi Yunus dalam kepedihannya dalam ikan Nun, jalan Yusuf fan godaan sang putri raja yang amat jelita, jalan nabi Musa dalam perjuangannya atas kaum paling ngeyel, dan tentu, jalan Nabi Muhammad dalam hinaan kaum-kaumnya.

Namun, mungkin benar apa yang dikatakan oleh Syeikh Abdul Aziz ibn Baz, bahwa "Hidup di jalan Allah, lebih berat daripada mati di jalan Allah" 

Tapi.. 

Bukankah di lai  waktu Syeikh Muhammad Nashiruddin Al Albani juga berkata

"Jalan Allah ini sangat panjang; Untungnya kita tidak diwajibkan untuk sampai ke ujungnya. Hanyasanya kita diperintahkan untuk mati di atasnya"

Hm..  Sebuah perenungan yang berat