Bersama, Membersamai
Bersama, Membersamai
. Tidak mudah bagi Musa menghadapi Firaun; raja dengan kekuasan besar dengan prajurit-prajurit yang patuh atas segala titahnya. Disamping Firaun, terdapat Qarun-si Kaya yang bergelimang harta, Haman-cendekiawan penasihat yang merealisasikan keinginan Firaun mendirikan bangunan tinggi menjulang, dan Ba'lam bin Bauraa-sang ahli kitab yang kemudian dimanfaatkan Firaun untuk menyerang ajaran Musa, dimana tokoh-tokoh ini semakin menyulitkan jalan yang Musa tempuh.
.
Tak mudah bagi Musa menghadapi Firaun. Dalam kelunya lidahnya yang membuat Musa tidak cakap berbicara, Firaun jauh lebih fasih dalam menghujam kalam-kalam Musa. Kondisi demikian kemudian ditambah fakta bahwa Musa pernah diasuh oleh Firaun; bayangkan betapa rumitnya menghadapi orang tua angkat sendiri.
.
Maka, Allah memberikan Harun, saudara beliau yang berjalan bersama Musa, meniti jalan penuh liku menghadapi sang raja yang mengaku dibawah kakinyalah mengalir sungai Nil. Ya, Harun; bersama membersamai Musa dalam pahit getir lika liku perjuangan. Bersama membersamai saling melengkapi kekurangan satu sama lain.
Maka kondisi yang sama kurang lebih terjadi pada masa-masa berikutnya. Umar ibn Khattab, bersama membersamai Abu Bakar dalam perjuangan awal kekhalifahan islam. Ali bin Abi Thalib, bersama membersamai Dzun Nuraini dalam kemelut politik kala itu. Pasangan-pasangan itu indah, berjalan seirama walau terkadang tak seiya sekata, namun kompak bahu membahu satu sama lain.
.
Maka merupakan hal yang wajar, ketika seseorang meminta seorang pendamping yang bersama membersamai dalam setiap langkahnya, menapak harmoni jalan perjuangan yang penuh suka duka. Ya, bersama membersamai.
Comments
Post a Comment